Calon Perseorangan di Sinjai Butuh Pematangan Strategi
Published on: Sabtu, 29 Desember 2012 //
Sulsel
Sinjai, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Cakra Politika, Irwan
Ali mengingatkan kepada empat pasangan bakal calon bupati yang
disebut-sebut bakal maju lewat jalur perseorangan di Pilkada Sinjai
perlunya mematangkan strategi untuk bisa tampil sebagai pemenang.
"Pasalnya, hingga hari ini calon bupati dari jalur perseorangan selalu menuai kegagalan," kata Irwan, Sabtu (29/12).
Pasangan bakal cabub dan cawabub itu adalah Mukhlis Isma - Musa Rasyid, Amru Rijal Junaid-Zainuddin Fatbang, Lukman Arsal-Jamaluddin, dan A. Jefriyanto Asapa-Hermansyah.
Ada beberapa faktor, kata Irwan yang selalu menghambat perjalanan Calon Independen menjadi pemenang. Salah satunya adalah ketidakmampuan calon tersebut meyakinkan pemilih bahwa yang bersangkutan layak untuk dipilih. "Dalam bahasa campaign, calon ini gagal pada tahapan "positioning". Mereka gagal menempatkan dirinya dalam fantasi pemilih sebagai sosok yang layak untuk dipilih," papar Irwan.
Fakta Pilkada di Indonesia, lanjut Irwan, menunjukkan bahwa kurang dari 5% kandidat dari jalur perseorangan berhasil memenangkan pilkada. "Ya ... Sebabnya karena kegagalan 'positioning'," tegas Irwan.
Pada Pilkada Sinjai yang akan datang, kata Irwan, calon dari jalur perseorangan akan menghapi medan yang berat. Karena itu mereka butuh pematangan strategi. "Di Sinjai banyak figur yang kuat. Sebutlah misalnya, Andi Seto yang selama ini disebut-sebut sebagai putera mahkota Bupati. Butuh kematangan strategi untuk mengimbangi figur seperti beliau yang memiliki infrastruktur politik yang kuat," imbuhnya
"Pasalnya, hingga hari ini calon bupati dari jalur perseorangan selalu menuai kegagalan," kata Irwan, Sabtu (29/12).
Pasangan bakal cabub dan cawabub itu adalah Mukhlis Isma - Musa Rasyid, Amru Rijal Junaid-Zainuddin Fatbang, Lukman Arsal-Jamaluddin, dan A. Jefriyanto Asapa-Hermansyah.
Ada beberapa faktor, kata Irwan yang selalu menghambat perjalanan Calon Independen menjadi pemenang. Salah satunya adalah ketidakmampuan calon tersebut meyakinkan pemilih bahwa yang bersangkutan layak untuk dipilih. "Dalam bahasa campaign, calon ini gagal pada tahapan "positioning". Mereka gagal menempatkan dirinya dalam fantasi pemilih sebagai sosok yang layak untuk dipilih," papar Irwan.
Fakta Pilkada di Indonesia, lanjut Irwan, menunjukkan bahwa kurang dari 5% kandidat dari jalur perseorangan berhasil memenangkan pilkada. "Ya ... Sebabnya karena kegagalan 'positioning'," tegas Irwan.
Pada Pilkada Sinjai yang akan datang, kata Irwan, calon dari jalur perseorangan akan menghapi medan yang berat. Karena itu mereka butuh pematangan strategi. "Di Sinjai banyak figur yang kuat. Sebutlah misalnya, Andi Seto yang selama ini disebut-sebut sebagai putera mahkota Bupati. Butuh kematangan strategi untuk mengimbangi figur seperti beliau yang memiliki infrastruktur politik yang kuat," imbuhnya